Hak azasi tentu memberikan semuanya untuk bebas merdeka menentukan kehidupannya. Apalagi yang bersifat sangat pribadi. Namun patut dipertimbangkan pula, bahwasannya kehidupan ini adalah akumulasi dari berbagai aspek / peran. Artinya dinamika kehidupan dapat dikatakan baik/positif, apabila akumulasi aspek / peran itu saling menopang menuju suatu kebaikan. Belakangan ini para artis nasional umumnya, telah banyak yang merambah dunia politik, tentu juga bukan larangan. Kemudian bagaimana para seniman
Dari banyak definisi tentang politik dapat dikatakan, politik adalah usaha untuk mencapai suatu tatanan sosial yang baik dan berkeadilan, atau intinya kebaikan. Namun ada saatnya kehidupan politik bermakna keburukan, ketika politik adalah usaha perebutan kekuasaan, kedudukan dan kekayaan, untuk kepentingan pribadi. Nah bila dikaitkan dengan situasi perpolitikan saat ini, denyut politik nasional berada di sisi mana, baik atau buruk?
Bila saja semua pihak menjunjung kejujuran, tentu menjawab politik nasional kita secara umum masuk dalam katagori buruk. Sebab kenyataan dalam prakteknya sebagian besar mencerminkan hal-hal yang cendrung masuk katagori bagaimana ketika politik itu menjadi hal yang buruk. Ini dapat dilihat dari manuver - manuver yang dilakukan para politisi – politisi belakangan ini untuk meraih simpati
Di Bali, otoritas kesakralan kulkul (kentongan) banjar, sebagai alat pemersatu, susut wibawa oleh hal itu. Pola fikir dan aktifitas masyarakat cenderung tergiring kepada pengutamaan kelompok – kelompok dan pribadi – pribadi. Terlebih dimodifikasi oleh embel – embel keuangan (money politik), amat membuat kiprah mereka (politisi busuk) kian leluasa. Kasihan para politisi yang baik menurut teori, di jaman ini cenderung tak meraih pasaran / simpati
Secara umum karakteristik seniman
Dengan demikian kiranya terjawablah sudah pertanyaan diatas. Dari situasi politik yang berkembang saat ini, diakumulasikan dengan karakteristik seniman